WAKTU YANG FANA
Tulisan ini aku berikan untuk seseorang yang pernah memberi
banyak warna dalam hidupku.
Mungkin kamu benar, aku berubah ketika singgah dikota ini.
Hal yang kamu lihat saat ini jauh berbeda dengan waktu yang pernah kita punya.
Kamu merasa selama ini berjuang sendiri dalam pertahanan cerita kita. Kamu selama
ini yang berkorban lebih banyak daripada aku. Sekali lagi, aku tidak membela
ucapanmu.
Aku yang selalu mengucapkan salam perpisahan ketika ada
perbedaan diantara kita. Kamu yang selalu diam ketika aku memberi pilihan
selamat tinggal. Kamu yang memberikan sebuah kemewahan dalam sebuah hubungan
dan aku yang hanya menerima perasaan itu. Aku yang menurutmu hanya menerima
perjuanganmu tanpa ikut berjuang.
Kamu yang pertama, seorang laki-laki yang kukenalkan pada
keluarga dan melihat waktu yang berjalan, mereka suka padamu. Ibu memberi arti
lain padamu. Kamu memang menyenangkan untuk semua orang, jadi tidak salah jika
keluargaku juga suka. Kecuali cito, kucing yang kamu anggap saingan, karena dia
berhasil menyingkirkan perhatianmu.
Kamu adalah teman untuk segala hal. Dari teman kuliner,
teman travelling, teman untuk sekedar menemani diantara jarak, teman mengisi
waktu luang, dan hingga kita berpikir untuk menjadi teman hidup.
Kita tidak pernah selesai saat aku atau kamu membicarakan
kesalahan satu sama lain. Aku yang keras tetap menjadi yang paling benar dan
kamu yang terlihat mengalah untuk memberi arti biar kamu yang salah. Kamu yang
selalu punya bukti untuk disetiap kesalahanku dan aku yang sudah terlalu lelah
untuk mendengarkan semua itu. Kamu yang setiap ada perdebatan, membawa nama
orang lain untuk dijadikan kesalahanku dan aku yang mengungkit masa lalu kita
yang sebenarnya tidak perlu dibahas lagi.
Jarak dan waktu mulai bosan dengan cerita kita.
Tapi satu hal yang aku ingin sampaikan,
Aku tidak pernah menyesal bertemu kamu.
Kamu memberiku arti pembelajaran untuk kehidupan sementara
ini.
Kamu yang mengajariku arti sederhana yang tidak pernah kutemukan keberadaannya.
Kamu yang memahamiku terlalu jauh hingga aku sendiri yang
belum bisa mengerti diriku.
Terima kasih untuk waktu yang pernah ada, yang pernah
mengisi hari-hari kita, dan kenangan yang tidak bisa diganti dengan yang lain.
Mungkin memang benar, bukan waktu yang fana, tapi
orang-orang yang memang sudah waktunya selesai untuk bersama.
Selamat tinggal dan terimakasih. Kamu adalah pembelajaran
yang bisa aku bawa untuk masa depan.
Dan terakhir, Kamu boleh membenci perpisahannya tapi jangan
benci orangnya.
Komentar
Posting Komentar